Alkisah Limonu hanya
hidup bersama ibunya. Dia terkenal sebagai anak yang tangkas melebihi
kawan-kawannya. Kepandaiannya menangkap burung malwo yang banyak menetas di
spanjang Pantai Marisa tak terkalahkan. Dalam segala hal permainan, Limonu juga
selalu mengalahkan kawan-kawannya. Namun, kawan-kawannya selalu saja
mengejeknya. Hal ini disebabkan karena Limonu tidak mempunyai ayah. Sedari
kecil Limonu hanya mengenal ibunya saja. Limonu sangat sedih mendengar ejekan
kawan-awannya itu. Dia tidak meneruskan bermain di sepanjang pantai dan memilih
pulang.
Sesampainya di rumah
Limonu segera menemui ibunya dan menanyakan tentang keberadaan ayahnya. Melihat
wajah Limonu yang muram membuat ibunya sedih dan akhirnya menceritakan tentang
siapa ayah Limonu. Ibunya berkata bahwa ayah Limonu adalah seorang raja dari
timur. Namun, mereka tidak bisa hidup bersama ayahnya di istana sebab ketika
itu terjadi kerusuhan di istana. Oleh sebab itu mereka tinggal di luar istana
dan hidup sebagai rakyat biasa agar selamat dari kerusuhan tersebut.
Mendengar penjelasan
tentang jati dirinya Limonu berniat ingin bertemu dengan ayahnya di istana.
Semula ibunya merasa keberatan sebab takut jika Limonu akan celaka. Ibu Limonu
tidak ingin kehilangan anak satu-satunya selain itu usia Limonu masih sangat
muda. Namun, melihat kesungguhan yang terpancar di mata Limonu, akhirnya ibunya
mgnizinkan Limonu pergi. Berangkatlah Limonu mencari ayahnya.
Setelah mengalami
penderitaan dalam pengembaraan, akhirnya sampailah Limonu di Kerajaan
Gorontalo. Setiap sore, di halaman kerajaan selalu diadakan permainan bola
keranjang yang melibatkan semua penonton dari pembesar dan punggawa kerajaan.
Limonu mendekat arena permainan itu dan tertarik untuk mencoba. Ketika memasuki
gelanggang permainan, semua mata tertuju padanya. Dia memang oran gasing yang
baru saja tiba di kerajaan itu sehingga menimbulkan daya tarik tersendiri untuk
orang-orang yang berada di sana.
Salah satu pemuda yang
sedang memegang bola keranjang mendatangi Limonu dan mengejeknya. Pemuda itu
ingin menantang Limonu bermain bola keranjang. Limonu tidak menerima tantangan
tersebut, justru sebaliknya ia berkata bahwa hanya ingin ikut bermain bukannya
menantang. Beberapa saat kemudian, Limonu memperlihatkan kemampuannya bermain
bola keranjang. Dengan tangkas, dia memainkan bola itu. Gerakan-gerakannya
indah dan cepat. Semua mata kagum memandang permainan Limonu yang luar biasa.
Penonton bertepuk tangan usai Limonu memainkan bola keranjang. Raja yang
terpesona memanggil Limonu.
Raja memuji permainan
Limonu dan menanyakan daerah asal pemuda itu, sebab jika dilihat jelas sekali
bahwa Limonu bukan dari wilayah kerajaan tersebut. Limonu memberi hikmat takzim
kepada raja dan mengatakan bahwa dirinya berasal dari daerah barat. Limonu juga
mengatakan tujuannya ke kerajaan tersebut adalah ingin mencari ayahnya. Limonu
memberi tahu bahwa ibunya bernama Huyahulawa.
Raja sangat terkejut
mendengar penuturan Limonu dan menanyakan sekali lagi tentang kebenaran bahwa
Limonu adalah anak Huyahulawa atau Putri Raja Buhu Ponelo. Limonu menangguk
mendengar perkataan raja. Seketika itu juga raja bangkin dari duduknya dan
memeluk Limonu seraya berkata bahwa dirinya adalah ayah Limonu. Raja kemudian
mengumumkan kepada punggawa, pembesar, dan rakyat bahwa Limonu adalah putra
kandungnya. Akhirnya Limonu bertemu dengan ayahnya dan tinggal di istana dan
berakhir bahagia antara si anak, ayah dan ibunya yang berada di kampung.
0 komentar:
Posting Komentar